Orang Muslim menyakini dunia ini mempunyai saat terakhir di mana ia berhenti
padanya. Kemudian datang kehidupan kedua, yang tidak mempunyai penghabisan,
yaitu hari lain di negeri akhirat. Pada hari tersebut, Allah Ta’ala
membangkitkan semua makhluk, mengumpulkan mereka semua kepada-Nya untuk dihisab
orang-orang baik dibalas dengan kenikmatan abadi di surga, dan orang jahat
dibalas dengan siksa yang menghinakan di neraka.
Hari Kiamat didahului dengan tanda-tandanya, seperti keluarnya Al-Masih
Ad-Dajjal, Ya’juj dan Ma’juj, turunnya Nabi Isa Alahis Salam, keluarnya hewan
besar, kemunculan matahari dari barat, dan tanda-tanda lainnya. Dilanjutkan
dengan peniupan sangkakala kebangkitan dan berdiri di hadapan Allah, Tuhan
semesta alam. Dilanjutkan lagi dengan pembagian buku catatan amal perbuatan. Ada
orang yang menerimanya dengan tangan kanan dan ada orang yang menerimanya dengan
tangan kiri. Kemudian dilanjutkan dengan peletakan timbangan, dilanjutkan dengan
proses penghisaban(perhitungan), dan dilanjutkan dengan pemasangan titian. Dan
rentetan ini berakhir dengan menetapnya penghuni surga di surga, dan menetapnya
penghuni neraka di neraka. Orang Muslim menyakini itu semua berdasarkan
dalil-dalil wahyu dan dalil-dalil akal.
Akhirat (
Bahasa Arab:
الآخرة; transliterasi:
Akhirah)
dipakai untuk mengistilahkan kehidupan alam baka (kekal) setelah
kematian/ sesudah dunia berakhir. Pernyataan peristiwa alam akhirat
sering kali diucapkan secara berulang-ulang pada beberapa ayat di dalam
Al Qur'an sebanyak 115 kali,
[1] yang mengisahkan tentang
Yawm al-Qiyâmah dan akhirat juga bagian penting dari
eskatologi Islam.
Akhirat dianggap sebagai salah satu dari
rukun iman yaitu: Percaya
Allah, percaya adanya
malaikat, percaya akan
kitab-kitab suci, percaya adanya
nabi dan
rasul
dan percaya takdir dan ketetapan. Menurut kepercayaan Islam, Allah akan
memainkan peranan, beratnya perbuatan masing-masing individu. Allah
akan memutuskan apakah orang tersebut di akhirat akan diletakkan di
Jahannam (neraka) atau
Jannah (surga). Kepercayaan ini telah disebut sebelumnya sebagai Hari Penghakiman dalam ajaran Islam.
Akhirat adalah
dimensi fisik dan hukum-hukum dunia nyata yang terjadi setelah dunia fana berakhir. Bagi mereka yang ber
agama samawi
meyakini bahwa kehidupan akhirat sebagai tempat dimana segala perbuatan
seseorang di dalam kehidupan dunia ini akan dibalas. Namun tidak
sedikit juga orang yang meragukan akan adanya kehidupan akhirat
(kehidupan setelah kematian). Mereka-mereka yang meyakini adanya
kehidupan akhirat ada yang menyatakan: 'Mudahnya meyakini adanya
kehidupan setelah kematian sama mudahnya dengan meyakini adanya hari
esok setelah hari ini, adanya nanti setelah sekarang, adanya memetik
setelah menanam'. Dengan meyakini adanya kehidupan akhirat setelah
kehidupan didunia ini akan menjaga seseorang dari bertindak sesuka
hatinya, karena ia yakin segala hal yang ia perbuat dalam kehidupannya
sekarang akan dituainya kemudian di alam setelah kematian.
Hari akhir adalah hari kiamat, dimana seluruh
manusia dibangkitkan untuk dihisab dan dibalas sesuai amal perbuatannya
masing-masing. Kaum muslimin mengatakan hari Akhir, karena tidak ada
hari lagi setelahnya. Pada hari itulah penghuni Surga dan penghuni
Neraka masing-masing menetap pada tempatnya. Kemudian bagaimana kita
beriman kepada hari akhir ?.Iman kepada hari akhir mengandung tiga unsur :
Pertama, Mengimani ba’ats (kebangkitan), yaitu
dihidupkannya kembali orang-orang yang sudah mati ketika tiupan
sangkakala yang kedua kali. Pada waktu itu semua manusia bangkit untuk
menghadap Rabb alam semesta dengan tidak beralas kaki, bertelanjang, dan
tidak dikhitan. Alloh Subhannahu wa Ta’ala berfirman,
“
Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama, begitulah
Kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti Kami tepati.
Sesungguhnya Kamilah yang akan melaksanakannya.” (Q.S Al Anbiyaa 104)
Kebangkitan adalah kebenaran yang pasti, ditunjukkan oleh Al Quran,
Sunnah dan Ijma’ umat Islam. Alloh Subhannahu wa Ta’ala berfirman,
“Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari Kiamat.” (Q.S Al Mu’minun: 15-16)
Nabi Muhammad Shalallohu ‘alaihi wa salam juga bersabda,
“Di hari Kiamat seluruh manusia akan dihimpun dengan keadaan tidak beralas kaki dan tidak dikhitan.” (HR. Bukhori-Muslim)
Umat Islam sepakat akan adanya hari Kebangkitan karena hal itu sesuai
dengan hikmah Alloh yang mengembalikan ciptaan-Nya untuk diberi balasan
terhadap segala yang diperintahkan-Nya melalui lisan para Rasul-Nya.
Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
“Maka apakah kamu mengira bahwa sesungguhnya Kami menciptakan
kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan
kepada Kami?” (Q.S, Al Mu’minun: 115)
Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman kepada Rasululloh Shalallohu ‘alaihi wasallam
“Sesungguhnya yang mewajibkan atasmu (melaksanakan hukum-hukum)
Al Qur’an benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat kembali…” (Q.S
Al Qashash : 85)
Kedua, Mengimani hisab (perhitungan) dan jaza’ (pembalasan), dengan
meyakini bahwa seluruh perbuatan manusia akan dihisab dan dibalas. Hal
ini dipaparkan dengan jelas di dalam Al Qur’an, Sunnah, dan Ijma’
(kesepakatan) umat Islam. Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
“Sesungguhnya kepada Kamilah kembali mereka, kemudian
sesungguhnya kewajiban Kamilah menghisab mereka”. (Q.S Al Ghasyiyah :
25-26)
“Barangsiapa membawa amal yang baik maka baginya (pahala) sepuluh
kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat maka
dia tidak diberi balasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang
mereka sedikit pun tidak dianiaya (dirugikan).” (Q.S Al An’am : 160)
“Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari Kiamat, maka
tiadalah dirugikan seorang barang sedikit pun. Dan jika (amalan itu)
hanya seberat biji sawi pun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya. Dan
cukuplah Kami sebagai Pembuat perhitungan.” (Q.S Al Anbiyaa : 47)
Dari Ibnu Umar radhiallohu anhu diriwayatkan bahwa Nabi Shalallohu alaihi wassalam bersabda yang artinya :
“Alloh nanti akan mendekatkan orang mukmin, lalu meletakkan tutup
dan menutupnya. Alloh bertanya, “Apakah kamu tahu dosamu itu ?” Ia
menjawab, “ Ya Rabbku.” Ketika ia sudah mengakui dosa-dosanya dan
melihat dirinya telah binasa, Alloh Subhannahu wa Ta’ala berfirman, “Aku
telah menutupi dosa-dosamu di dunia dan sekarang Aku mengampuninya.”
Kemudian diberikan kepada orang mukmin itu buku amal baiknya. Adapun
orang-orang kafir dan orang-orang munafik, Alloh Subhanahu wa Ta’ala
memanggilnya di hadapan orang banyak. Mereka orang-orang yang
mendustakan Rabbnya. “Ketahui-lah, laknat Alloh itu untuk orang-orang
yang zhalim.” (HR. Bukhori dan Muslim)
Nabi Shalallohu alaihi wassalam bersabda:
“Sesungguhnya yang berniat melakukan suatu kebaikan, lalu
mengamalkannya, maka ditulis baginya sepuluh kebaikan, sampai tujuh
ratus kali lipat, bahkan sampai beberapa lipat lagi. Barangsiapa berniat
melakukan suatu kejahatan, lalu mengamalkannya, maka Alloh menulisnya
satu kejahatan saja.”
Umat Islam telah sepakat tentang adanya hisab dan pembalasan amal
karena itu sesuai dengan kebijaksanaan Alloh. Sebagaimana kita ketahui,
Alloh Subhanahu wa Ta’ala telah menurunkan kitab-kitab, mengutus para
Rasul serta mewajibkan kepada manusia untuk menerima ajaran yang dibawa
oleh Rasul-Rasul Alloh itu dan mengerjakan segala yang diwajibkannya.
Dan Alloh telah mewajibkan agar berperang melawan orang-orang yang
menentang-Nya serta menghalalkan darah, keturunan, isteri dan harta
benda mereka. Kalau tidak ada hisab dan balasan tentu hal ini hanya
sia-sia belaka, dan Rabb yang Maha Bijaksana, Mahasuci darinya dari hal
tersebut. Alloh Subhanahu wa Ta’ala telah mengisyaratkan hal itu dalam
firman-Nya,
“Maka sesungguhnya Kami akan menanyai umat-umat yang telah diutus
Rasul-Rasul kepada mereka dan sesungguhnya Kami akan menanyai (pula)
Rasul-Rasul (Kami), maka sesungguhnya akan Kami kabarkan kepada mereka
(apa-apa yang telah mereka perbuat), sedang (Kami) mengetahui (keadaan
mereka), dan Kami sekali-kali tidak jauh (dari mereka).” (Q.S Al A’raaf :
6-7)
Ketiga, Mengimani Surga dan Neraka sebagai tempat
manusia yang abadi. Surga tempat kenikmatan yang disediakan Alloh untuk
orang-orang mukmin yang bertaqwa, yang mengimani apa-apa yang harus
diimani, yang taat kepada Alloh dan Rasul-Nya, dan untuk orang-orang
yang ikhlas.
Di dalam Surga terdapat berbagai kenikmatan yang tidak pernah dilihat
mata, tidak pernah di dengar telinga, serta tidak terlintas dalam benak
manusia.
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal
shalih, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. Balasan mereka di sisi
Rabb mereka ialah surge ‘And yang mengalir di bawahnya sungai-sungai.
Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Alloh ridho terhadap mereka,
dan mereka pun ridho kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi
orang yang takut kepada Rabbnya.” (Al Bayyinah : 7-8)
“Tidak seorang pun mengetahui apa yang disembunyikan untuk
mereka, yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyenangkan pandangan mata
sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” (Q.S As Sajdah
: 17)
Neraka adalah tempat adzab yang disediakan oleh Alloh Ta’ala untuk
orang-orang kafir, yang berbuat zhalim, serta bagi yang mengingkari
Alloh dan Rasul-Nya. Di dalam neraka terdapat berbagai adzab dan sesuatu
yang menakutkan, yang tidak pernah terlintas dalam hati.
“Dan peliharalah dirimu dari api Neraka, yang disediakan untuk orang-orang yang kafir.” (Q.S Ali Imran : 131).
“… Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang-orang yang zhalim
itu Neraka yang gejolaknya mengepung mereka. Jika mereka meminta minum,
maka mereka akan diberi minuman dengan air seperti besi yang mendidih
yang dapat menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan
tempat istirahat yang paling jelek.” (Q.S Al Kahfi : 29)
“Sesungguhnya Alloh melaknati orang-orang kafir dan menyediakan
bagi mereka api yang menyala-nyala (Neraka). Mereka kekal di dalamnya
selama-lamanya. Mereka tidak memperoleh seorang pelindung pun dan tidak
(pula) seorang penolong. Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikkan
dalam Neraka, mereka berkata, “Alangkah baiknya, andaikata kami taat
kepada Alloh dan taat (pula ) kepada Rasul.” (Q.S Al Ahzab : 64-66)
.................................................................................................................................................................
Tanda-tanda hari akhir di dalam Al Qur’an
Maka tidaklah yang mereka tunggu-tunggu, melainkan hari kiamat (yaitu)
yang datang kepada mereka dengan tiba-tiba, karena sesungguhnya telah
datang tanda-tandanya. Maka apakah faedahnya bagi mereka kesadaran
mereka itu apabila hari Kiamat sudah datang? (QS Muhammad: 18)
Mungkin ada sebagian orang yang beranggapan bahwa pesan Al Qur’an
tentang Hari Akhir difirmankan lebih dari 1400 tahun lalu, dan masa itu
sudah lama, jika dibandingkan dengan panjang usia seorang manusia.
Padahal, di sini tersirat persoalan akhir dunia ini, matahari dan
bintang-bintang, singkatnya, alam semesta. Ketika kita menganggap bahwa
alam semesta berusia miliaran tahun, maka empat belas abad adalah suatu
jangka waktu yang sangat pendek.
Terbelahnya bulan
Surat ke-54 di dalam Al Qur’an disebut 'Surat Al Qamar.' Dalam
bahasa Inggris, qamar berarti bulan. Dalam beberapa hal, surat ini
menjelaskan kehancuran yang menimpa kaum Nuh, ‘Aad, Tsamud, Luth dan
Fir’aun, karena mereka menolak peringatan para nabi. Bersamaan dengan
itu, ada sebuah pesan yang sangat khusus disampaikan di ayat pertama
berkenaan dengan Hari Akhir.
TTelah dekat (datangnya) saat itu dan telah terbelah bulan. (QS Al Qamar: 1)
Kata 'terbelah' yang digunakan di ayat ini berasal dari kata
dalam bahasa Arab, syaqqa, yang mempunyai berbagai makna. Dalam sejumlah
tafsir atas ayat Al Qur’an ini, makna 'terbelah' lebih tepat. Tetapi
kata syaqqa dalam bahasa Arab dapat juga berarti 'membajak’ atau
'mencangkul' tanah.
Untuk contoh pertama, kita dapat merujuk ayat ke-26 Surat Abasa:
Sesungguhnya Kami benar-benar telah
mencurahkan air (dari langit), kemudian Kami belah bumi dengan
sebaik-baiknya, lalu Kami tumbuhkan biji-bijian di bumi itu, anggur dan
sayur-sayuran. (QS ‘Abasa: 25-29)
Jelas terlihat bahwa makna syaqqa di sini bukanlah 'membelah.'
Kata ini berarti membajak tanah untuk menumbuhkan berbagai tanaman.
Apabila kita kembali ke tahun 1969, kita dapat melihat salah
satu keajaiban Al Qur’an. Berbagai eksperimen yang dilakukan di
permukaan bulan pada 20 Juli 1969 mungkin mengisyaratkan terbuktinya
berita yang disampaikan 1.400 tahun lalu dalam Surat Al Qamar. Pada
tanggal itu, para astronot Amerika menjejakkan kakinya di bulan. Setelah
menggali tanah di bulan, mereka melakukan berbagai percobaan ilmiah dan
mengumpulkan contoh batu-batuan dan tanah. Tentu sangat menarik bahwa
berbagai kejadian ini sesuai sepenuhnya dengan pernyataan dalam ayat
ini.
Tanda-tanda yang dijelaskan oleh Nabi SAW terjadi satu demi satu
Di berbagai hadits yang sampai kepada kita dari Rasulullah SAW,
disampaikan berita mengenai Hari Akhir dan Masa Keemasan Islam. Ketika
kita membandingkan tanda-tanda ini dengan berbagai peristiwa yang
terjadi di masa kita, kita dapat melihat berbagai petunjuk bahwa kita
tengah hidup dalam Hari Akhir. Kita juga dapat melihat petunjuk yang
mengabarkan datangnya Masa Keemasan Islam.
Berbagai hadits yang digunakan di bagian lain buku ini nanti
akan berisi informasi yang disampaikan oleh Rasulullah SAW berkenaan
dengan hal ini.
Di sini, mungkin akan muncul keraguan di benak pembaca dalam
hal kebenaran dan kesahihan hadits-hadits mengenai Hari Akhir ini. Ada
sebuah cara untuk membedakan hadits yang sahih dengan hadits yang palsu.
Seperti kita ketahui, hadits mengenai Hari Kiamat berkaitan dengan
berbagai peristiwa yang akan terjadi di masa depan. Karena alasan itu,
ketika sebuah hadits memang terbukti dengan berjalannya waktu, semua
keraguan tentang sumber pernyataan itu menjadi sirna.
Sejumlah ilmuwan Islam yang melakukan penelitian tentang
masalah Hari Akhir dan tanda-tanda Hari Kiamat telah menggunakan syarat
ini. Seorang ahli tentang masalah ini, Bediuzzaman Said Nursi, berkata
bahwa hadits tentang Hari Akhir yang berkaitan dengan
peristiwa-peristiwa yang telah bisa diamati pada masa kita menunjukkan
kebenaran hadits tersebut.
1
Sebagian tanda-tanda yang diberitakan dengan hadits ini dapat
diamati di beberapa tempat di dunia dalam jangka waktu 1400 tahun
sejarah Islam. Akan tetapi hal ini belum membuktikan bahwa jangka waktu
itu adalah Hari Akhir. Untuk jangka waktu tertentu yang dapat disebut
Hari Akhir, seluruh tanda-tanda Hari Akhir harus telah dapat dilihat
kejadiannya pada jangka waktu yang sama. Hal ini dinyatakan dalam sebuah
hadits:
Tanda-tanda yang terjadi setelah tanda yang
lain seperti butiran manik-manik sebuah kalung yang jatuh satu per satu
ketika talinya putus. (HR Tirmidzi)
Dalam hadits-hadits ini, permulaan Hari Akhir digambarkan
sebagai waktu ketika silang pendapat berkembang, serta perang dan
konflik semakin meningkat, ketika ada kekacauan dan kehancuran moral
mencuat dan manusia menjauh dari akhlak agama. Pada waktu tersebut,
berbagai bencana alam akan terjadi di seluruh dunia, kemiskinan akan
mencapai tingkat yang belum terlihat sebelumnya, ada peningkatan besar
dalam angka kejahatan, pembunuhan dan kekejaman di berbagai tempat.
Tetapi, hal ini hanyalah tahap pertama. Selama tahap kedua, Allah akan
menyelamatkan manusia dari kekacauan ini dan menggantikannya dengan
keadaan yang penuh berkah dan ridha-Nya dengan berlimpahnya materi,
perdamaian, dan keamanan.
Peperangan dan kekacauan
Rasulullah SAW bersabda, “Al Harj (akan meningkat)”’
Mereka bertanya, “Apakah Al Harj itu?” Beliau menjawab, “(Yaitu)
pembunuhan (saling membunuh), (yaitu) saling membunuh (pembunuhan).” (HR
Bukhari)
Hari Kiamat (As Sa’ah) akan tiba ketika kekerasan,
pertumpahan darah, dan kekacauan akan menjadi suatu yang lazim (HR
Al-Muttaqi al-Hindi, Muntakhab Kanzul Ummaal)
Dunia ini tidak akan menemui akhirnya, hingga suatu hari
akan datang pada manusia, pada hari itu akan ada pembunuhan massal dan
pertumpahan darah. (Muslim)
Apabila kita melihat empat belas abad lalu, kita melihat
berbagai peperangan di wilayah tertentu sebelum abad kedua puluh. Akan
tetapi, peperangan yang mempengaruhi setiap orang di dunia, sistem
politik, seluruh perekonomian, dan struktur sosial, hanya terjadi pada
masa kini saja, dalam dua perang dunia. Di Perang Dunia I, lebih dari 20
juta jiwa meninggal. Pada Perang Dunia II, jumlah yang mati lebih dari
50 juta jiwa. Di samping itu, Perang Dunia II diakui sebagai perang yang
paling berdarah, paling besar, dan paling menghancurkan dalam sejarah.
Berbagai pertentangan yang terjadi setelah Perang Dunia II
(Perang Dingin, Perang Korea, Perang Vietnam, konflik Arab-Israel dan
Perang Teluk) adalah contoh di antara berbagai peristiwa yang paling
gawat di zaman modern ini. Selain itu, berbagai perang, pertentangan,
dan perang saudara di tingkat wilayah telah menyebabkan kehancuran di
berbagai belahan dunia. Di berbagai tempat seperti Bosnia, Palestina,
Chechnya, Afghanistan, Kashmir, dan banyak lagi lainnya, berbagai
masalah terus merongrong kemanusiaan.
Contoh lain bentuk ‘kekacauan’ yang menghantui umat manusia
yang setara dengan peperangan adalah teror terorganisir tingkat
internasional. Seperti yang juga disepakati oleh pihak berwenang dalam
masalah ini, berbagai tindakan teror telah berlipat ganda jumlahnya di
paruh kedua abad kedua puluh.2 Bahkan dapat dikatakan bahwa teror adalah
sebuah ciri khas abad kedua puluh.
2
Berbagai organisasi yang bercirikan rasisme, komunisme, dan berbagai
paham serupa, atau dengan tujuan kebangsaan, telah melakukan berbagai
tindakan kejam dengan bantuan teknologi yang semakin maju. Di dalam
sejarah dunia yang lebih terkini, berbagai tindakan teror berulang-ulang
telah menyebabkan kekacauan. Banyak darah telah tertumpah dan
orang-orang tak bersalah yang tak terhitung jumlahnya telah telah
dibantai atau terbunuh.
Kehancuran kota-kota besar: peperangan dan bencana
Berbagai kota besar akan dihancurkan dan hal ini akan
terjadi seolah-olah kota-kota itu tidak pernah ada sebelumnya.
(Al-Muttaqi al-Hindi, Al-Burhan fi Alamat al-Mahdi Akhir al-Zaman)
Kehancuran kota-kota yang dimaksudkan dalam hadits ini
mengingatkan pada kehancuran yang sekarang muncul karena perang dan
berbagai bencana alam. Belum lama ini, senjata nuklir, pesawat tempur,
bom, rudal, dan senjata modern yang canggih lainnya telah menyebabkan
kehancuran yang belum pernah terbayangkan sebelumnya. Berbagai senjata
mengerikan ini telah menyebabkan tingkat kehancuran yang belum pernah
terlihat sebelumnya. Jelas, kota-kota besar yang menjadi sasaran adalah
yang paling menderita karena kehancuran ini. Kehancuran karena Perang
Dunia II yang belum ada bandingannya adalah salah satu contohnya. Dengan
penggunaan bom atom di perang terbesar di dunia itu, Hiroshima dan
Nagasaki hancur total. Akibat pemboman hebat, berbagai ibu kota Eropa
dan kota-kota penting lainnya menderita berbagai kerusakan.
Hiroshima
|
Pada beberapa tahun terakhir, angin topan, badai, angin puyuh,
dan berbagai bencana lainnya menimbulkan akibat merusak atas benua
Amerika dan juga beberapa tempat lain di dunia. Selain itu, banjir telah
menyebabkan timbunan lumpur yang menutupi berbagai pusat pemukiman
penduduk. Kemudian, gempa bumi, letusan gunung, dan gelombang pasang air
laut juga telah menyebabkan kehancuran yang besar. Oleh karena itu,
seluruh kehancuran yang terjadi pada kota-kota besar karean
bencana-bencana ini adalah suatu tanda penting dalam setiap
peristiwanya.
Gempa Bumi
As Sa’ah (Hari Akhir) tidak akan terjadi hingga ... gempa bumi akan sangat sering terjadi (HR Bukhari)
Ada dua hadits besar sebelum hari hisab ... dan kemudian tahun-tahun penuh gempa bumi (Diriwayatkan oleh Ummu Salamah RA.)
Dalam beberapa tahun terakhir, gempa bumi besar telah terjadi
berulang-ulang, dan termasuk bencana yang menakutkan bagi masyarakat di
seluruh dunia. Apabila kita melihat data yang dikumpulkan oleh American
National Earthquake Information Center (Pusat Informasi Gempa Bumi
Nasional Amerka, ANEI) selama tahun 1999, kita menemukan 20.832 gempa
bumi telah terjadi di berbagai tempat di dunia. Akibatnya, 22.711 orang
diperkirakan kehilangan jiwanya.
3
Kemiskinan
Orang-orang miskin akan meningkat jumlahnya. (Amal Al-Din Al-Qazwini, Mufid Al-'ulum Wa-mubid Al-humum)
Kekayaan beredar hanya di antara orang-orang kaya, tanpa manfaat bagi orang-orang miskin. (HR Tirmidzi)
Yang jelas masa yang dimaksudkan oleh Rasulullah SAW
menjelaskan keadaan pada saat ini. Apabila kita menengok abad-abad
sebelumnya, kita melihat bahwa berbagai kesulitan dan kecemasan yang
disebabkan oleh kekeringan, peperangan, dan berbagai bencana lain
bersifat sementara dan terbatas di sebuah wilayah tertentu. Akan tetapi,
saat ini, kemiskinan dan kesulitan mencari penghidupan bersifat
permanen den mewabah.
Di dunia saat ini, kemiskinan telah mencapai angka yang sangat
memprihatikankan. Laporan terakhir UNICEF mengungkapkan bahwa satu dari
empat penduduk dunia hidup dalam 'penderitaan dan kekurangan yang tidak
terbayangkan sebelumnya'.
4
Sekitar 1,3 miliar manusia di dunia bertahan hidup dengan uang
kurang dari $1 (sekitar Rp8.800) sehari. Tiga miliar manusia di dunia
saat ini bertahan hidup dengan $2 (sekitar Rp17.600) sehari.
5 Sekitar 1,3 miliar kekurangan air bersih. Sekitar 2,6 miliar tidak mampu mendapatkan sarana kesehatan yang memadai.
6
Runtuhnya nilai-nilai akhlak
Hari Kiamat (As Sa’ah) akan datang ketika perzinaan tersebar luas (Al-Haythami, Kitab al-Fitan)
Hari Akhir tidak akan datang hingga mereka (orang-orang
jahat) melakukan perzinaan di jalan-jalan (jalan-jalan umum). (Ibn
Hibban and Bazzar)
Pria akan meniru perilaku wanita; dan wanita akan meniru perilaku pria. (Allama Jalaluddin Suyuti, Durre-Mansoor)
Orang-orang akan menyenangi perbuatan homoseksual dan lesbianisme. (Al-Muttaqi al-Hindi, Muntakhab Kanzul Ummaal)
Hubungan seksual tidak sah secara terbuka akan marak. (HR Bukhari)
Hari Akhir itu tidak akan datang hingga angka pembunuhan meningkat. (HR Bukhari)
Di masa kini, ada bahaya besar yang mengancam pola hidup
masyarakat dunia. Dengan cara yang sama seperti virus membunuh tubuh
manusia, bahaya ini mengakibatkan keruntuhan sosial yang sangat parah.
Bahaya ini adalah keruntuhan nilai-nilai akhlak yang membantu
mempertahankan masyarakat yang sehat. Homoseksualitas, pelacuran,
hubungan seks pra-nikah dan di luar nikah, penyimpangan seksual,
pornografi, pelecehan seksual, dan peningkatan angka penderita penyakit
kelamin, adalah sejumlah petunjuk penting dari keruntuhan nilai-nilai
akhlak.
Hadits tentang penolakan agama yang benar dan nilai-nilai moral dalam Al Qur’an
Menjelang datangnya Hari Akhir akan ada hari-hari ketika
pengetahuan (agama) akan dicabut (lenyap) dan kejahiliyahan secara umum
akan meluas.... (HR Bukhari)
Akan ada suatu ujian kegelapan kecil yang
akan menimpa setiap orang di suatu masyarakat, dan kemudian ketika orang
menganggap ujian itu telah berakhir, ujian itu akan terjadi
terus-menerus. Selama itu seorang manusia bisa jadi adalah seorang
mukmin di pagi hari dan menjadi seorang kafir di sore hari. (HR Abu
Daud).
Akan datang suatu waktu pada umat ketika orang akan
membaca Al Qur'an, tetapi tidak akan lebih jauh dari tenggorokan (tidak
masuk ke dalam hati mereka) (HR Bukhari)
Sebelum Hari Akhir akan ada kekisruhan seperti potongan
malam yang gelap, ketika seorang manusia akan menjadi seorang beriman di
pagi hari dan seorang kafir di sore hari, atau seorang beriman di sore
hari dan kafir di pagi hari (HR Abu Daud)
Suatu waktu akan datang, ketika seorang manusia tidak
akan peduli bagaimana mereka mendapatkan sesuatu, halal atau haram. (HR
Bukhari)
Akan muncul pada hari akhir seseorang yang akan memperoleh keuntungan dunia dengan menjual agama. (HR Tirmidzi)
Hari Akhir tidak akan datang hingga tersisa orang-orang
yang tidak mengetahui kebajikan dan tidak pernah mencegah kejahatan (HR
Ahmad)
Hari Akhir tidak akan datang sebelum Allah mengambil
agama-Nya dari manusia di bumi, tidak meninggalkan seorang pun di atas
bumi ini selain orang-orang kafir yang tidak mengenal perbuatan yang
benar atau menolak perbuatan yang salah. (Diriwayatkan oleh Abdullah ibn
'Amr bin ‘Ash)
Munculnya nabi-nabi palsu
Hari akhir tidak akan datang sebelum datangnya tiga puluh
Dajjal, masing-masing mengaku dirinya sebagai seorang utusan Allah. (HR
Abu Daud)
Para ahli telah mencatat meningkatnya jumlah orang yang mengaku
dirinya juru selamat, yang mulai muncul pada tahun 1970-an, dan sejak
itu peningkatan jumlahnya cukup berarti. Menurut para ahli ini, ada dua
alasan dasar peningkatan ini. Yang pertama adalah jatuhnya komunisme,
dan sebab lainnya adalah kesempatan yang dimungkinkan oleh teknologi
internet.
7
Al Qur’an menjelaskan turunnya Isa AS ke bumi
Allah tidak menghendaki orang-orang kafir membunuh ‘Isa AS,
melainkan mengangkatnya ke sisi-Nya, dan mengumumkan kabar gembira
kepada umat manusia bahwa nabi Isa akan turun ke bumi di Hari Akhir. Al
Qur’an memberikan informasi mengenai turunnya ‘Isa AS dalam sejumlah
ayat:
o Salah satu ayat menyatakan bahwa orang-orang kafir yang merencanakan pembunuhan Isa AS tidak berhasil;
… dan karena ucapan mereka, “Sesungguhnya
kami telah membunuh Al Masih, ‘Isa putra Maryam, Rasul Allah”, padahal
mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang
mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan ‘Isa bagi mereka.
Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan)
‘Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka
tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali
mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang
mereka bunuh itu adalah ‘Isa. (QS An Nisaa’: 157)
o Ayat lain mengatakan bahwa ‘Isa AS tidak meninggal, melainkan diangkat dari lingkungan manusia ke kehadirat Allah.
… tetapi (yang sebenarnya), Allah telah
mengangkat ‘Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Mahaperkasa lagi
Mahabijaksana (QS An Nisaa’: 158)
o Pada ayat ke-55 Surat Ali 'Imran, kita telah mengetahui bahwa
Allah akan menempatkan orang-orang yang mengikuti 'Isa AS di atas
orang-orang yang kafir hingga Hari Kebangkitan. Ini sebuah fakta sejarah
bahwa 2000 tahun lalu, murid-murid 'Isa tidak mempunyai kekuasaan
politik. Orang-orang Kristen yang hidup antara zaman tersebut dan masa
sekarang telah meyakini sejumlah ajaran palsu, terutama doktrin Trinitas
(mengakui tiga Tuhan dalam satu Tuhan). Oleh karena itu, terbukti bahwa
mereka tidak bisa disebut sebagai pengikut Nabi 'Isa as, karena,
seperti dikatakan di berbagai ayat di dalam Al Qur'an, mereka yang
meyakini Trinitas telah tergelincir ke dalam kesesatan. Dalam hal ini,
pada waktu sebelum Hari Akhir, para pengikut 'Isa AS akan mengalahkan
orang-orang yang ingkar itu dan memenuhi janji ilahiyah yang termuat di
dalam Surat Ali 'Imran. Yang pasti, kelompok yang diberkati ini akan
diketahui ketika 'Isa AS ketika turun kembali ke bumi.
|
* Selain itu, Allah berfirman di dalam Qur'an bahwa seluruh Ahli Kitab akan meyakini 'Isa AS sebelum dia meninggal.
Tidak ada seorang pun dari Ahli Kitab,
kecuali akan beriman kepadanya (‘Isa) sebelum kematiannya. Dan di hari
kiamat nanti ‘Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka. (QS An Nisaa’:
159)
Kita mengetahui dengan jelas dari ayat ini bahwa ada tiga janji
yang belum terpenuhi berkenaan dengan ‘Isa as. Yang pertama, seperti
setiap manusia lainnya, Nabi ‘Isa AS akan meninggal. Yang kedua, seluruh
Ahli Kitab akan melihatnya dalam bentuk sosok manusia dan akan
menaatinya ketika dia hidup. Tidak ada keraguan bahwa dua perkiraan ini
akan terpenuhi ketika ‘Isa AS datang kembali sebelum Hari Akhir.
Perkiraan ketiga mengenai kesaksian ‘Isa AS atas Ahli Kitab akan
terpenuhi di Hari Akhir.
* Ayat lain dalam Surat Maryam membahas kematian ‘Isa AS.
Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan
kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal, dan pada
hari aku dibangkitkan hidup kembali. (QS Maryam: 33)
Ketika kita membandingkan ayat ini dengan ayat ke-55 Surat Ali
‘Imran, kita dapat memahami sebuah fakta yang sangat penting. Ayat dalam
Surat Ali ‘Imran tersebut berbicara mengenai ‘Isa AS diangkat ke
kehadirat Allah. Di ayat ini tidak ada informasi yang diberikan
berkenaan dengan apakah ‘Isa AS meninggal atau tidak. Tetapi di ayat
ke-33 Surat Maryam, disebutkan mengenai kematian ‘Isa AS. Kematian kedua
ini mungkin terjadi hanya apabila ‘Isa AS turun ke bumi kembali dan
meninggal setelah hidup di sini selama beberapa waktu (Allah-lah Yang
Lebih Mengetahui)
* Ayat lain yang menjelaskan turunnya ‘Isa ke bumi adalah:
Dan Allah akan mengajarkan kepadanya Al Kitab, Hikmah, Taurat, dan Injil. (QS Ali ‘Imran: 48)
Untuk memahami rujukan atas ‘Al Kitab” yang disebutkan di ayat
ini, kita harus melihat ayat-ayat lain di dalam Al Qur’an yang relevan
dengan pokok permasalahan ini: apabila Al Kitab dikatakan di satu ayat
bersama dengan Taurat dan Injil, itu pasti berarti Al Qur’an. Ayat
ketiga dari Surat Ali ‘Imran menegaskan maksud tersebut:
Allah, tiada ada Tuhan melainkan Dia,
Yang Hidup kekal lagi senantiasa berdiri sendiri. Dia menurunkan Al
Kitab (Al Qur’an) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang
telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil sebelum (Al
Qur’an), menjadi petunjuk bagi manusia, dan Dia menurunkan Al Furqaan.
Sesungguhnya orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah akan
memperoleh siksa yang berat; dan Allah Maha Perkasa lagi mempunyai
balasan (siksa). (QS Ali ‘Imran: 2-4)
Dalam hal ini, Al Kitab yang disebut dalam ayat 48, yang akan
dipelajari oleh ‘Isa AS, hanya mungkin berupa Al Qur’an. Kita mengetahui
bahwa ‘Isa AS telah mengetahui Taurat dan Injil selama kehidupannya,
yaitu, sekitar 2000 tahun lalu. Jelas, kitab tersebut adalah Al Qur’an
yang dia akan ajarkan ketika dia turun ke bumi kembali.
* Petunjuk yang paling menarik pada ayat ke-59 Surat Ali 'Imran adalah:
'Sesungguhnya misal (penciptaan) 'Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam...'
Di ayat ini kita dapat melihat ada sejumlah kesamaan antara
kedua nabi tersebut. Seperti kita ketahui, Adam AS dan 'Isa AS keduanya
tidak berayah, tetapi kita dapat menarik suatu kesamaan lebih lanjut
dari ayat di atas, di antara turunnya Adam AS ke permukaan bumi dari
surga dan turunnya 'Isa AS dari hadirat Allah pada Hari Akhir.
* Al Qur’an mengatakan hal berikut ini tentang ‘Isa AS:
Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar
memberikan pengetahuan tentang hari kiamat. Karena itu janganlah kamu
ragu-ragu tentang kiamat itu dan ikutilah Aku. Inilah jalan yang lurus.
(QS Az Zukhruf: 61)
Kita mengetahui bahwa ‘Isa AS hidup enam abad sebelum Al Qur’an
diwahyukan. Oleh karena itu, ayat ini harus merujuk, bukan pada
kehidupan pertamanya, melainkan pada kedatangannya kembali selama Hari
Akhir. Baik dunia Kristen maupun Islam sangat menunggu-nunggu kedatangan
‘Isa as yang kedua kalinya itu. Kehadiran terhormat tamu yang diberkati
ini di permukaan bumi akan merupakan tanda penting dari Hari Akhir.
Bukti lebih lanjut kedatangan kedua ‘Isa AS dapat ditemukan
dalam penggunaan kata wakahlan dalam Surat Al Maidah 110 dan Surat Ali
‘Imran 46. Di kedua ayat ini, kita diwahyukan perintah berikut ini:
(Ingatlah), ketika Allah mengatakan,
“Hai ‘Isa putra Maryam, ingatlah nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu di
waktu Aku menguatkanmu dengan ruhul qudus. Kamu dapat berbicara dengan
manusia di waktu masih dalam buaian dan sesudah dewasa...” (QS Al
Ma’idah: 110)
Dan dia berbicara dengan manusia dalam
buaian dan ketika sudah dewasa dan dia adalah salah seorang di antara
orang-orang yang saleh.” (QS Ali ‘Imran: 46)
Kata-katanya hanya muncul di dua ayat ini dan hanya merujuk
pada ‘Isa AS. Kata ini digunakan untuk menjelaskan usia ‘Isa AS yang
cukup dewasa. Kata ini merujuk pada usia antara 30 dan 50, yaitu akhir
masa pemuda dan awal usia tua. Para ilmuwan Islam setuju menerjemahkan
kata ini merujuk ke periode setelah usia 35 tahun.
Para ilmuwan Islam meyakini sebuah hadits yang diriwayatkan
oleh Ibnu Abbas yang mendukung bahwa ‘Isa AS diangkat ke sisi Allah
ketika berusia muda, yaitu permulaan usia 30-an, dan ketika dia turun ke
bumi kembali, dia akan berusia 40 tahun ketika tinggal dan hidup di
permukaan bumi ini. ‘Isa AS akan berusia tua setelah dia kembali ke
bumi, sehingga ayat ini dapat dikatakan merupakan sebuah bukti
kedatangan kedua ‘Isa AS ke bumi.
8
Rasulullah SAW menceritakan kedatangan kedua ‘Isa AS
Ada beberapa hadits dari Rasulullah
SAW yang menyebut kedatangan kedua ‘Isa AS. Ilmuwan Islam Shawkani
menyatakan ada 29 hadits mengenai kembalinya ‘Isa AS dan bahwa informasi
yang terkandung di dalam hadits-hadits ini tidak dapat dipalsukan.
(Ibnu Majah)
Demi Allah Yang jiwaku ada di tangan-Nya,
putra Maryam, ‘Isa, akan turun dalam waktu singkat di antara kamu
orang-orang beriman (Muslimin) sebagai seorang penguasa yang adil (HR
Bukhari)
Hari Akhir tidak akan datang hingga putra
Maryam (yaitu ‘Isa AS) turun di antara kamu sebagai seorang penguasa
yang adil. (HR Bukhari)
Rasulullah SAW menjelaskan apa yang dilakukan oleh ‘Isa AS ketika dia turun kembali:
’Isa as, putra Maryam as, akan turun,
berkuasa selama 40 tahun dengan Kitabullah dan sunnahku, lalu meninggal.
(Al-Muttaqi al-Hindi, Al-Burhan fi Alamat al-Mahdi Akhir al-Zaman)
Isa AS, putra Maryam AS, akan menjadi
seorang hakim yang adil dan penguasa yang adil (dalam umatku),
mematahkan dan meremukkan kayu salib dan membunuh babi... Bumi ini akan
dipenuhi dengan kedamaian seperti sebuah bejana diisi dengan air.
Seluruh dunia akan mengumandangkan dan mengikuti satu kata yang sama dan
tidak satu pun akan disembah selain Allah. (Ibnu Majah)